SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Jurnalistika

Sudahlah Amorim, Lupakan Formasi 3 Bek Itu, Ini Liga Inggris!

  • Arief Rahman

    15 Sep 2025 | 16:50 WIB

    Bagikan:

image

Manager Manchester United, Ruben Amorim. (Dok. manutdnews.com)

jurnalistika.id – Manchester United sedang berjalan di jalur penuh kabut. Ruben Amorim, dengan idealismenya yang keras kepala, masih saja memaksakan formasi tiga bek seakan itu satu-satunya jalan menuju kejayaan.

Padahal, kenyataan di lapangan sudah berkali-kali menampar wajah Setan Merah.

Kekalahan 0-3 dari Manchester City di Etihad hanyalah episode terbaru dari drama pahit yang dipentaskan Amorim. Phil Foden membuka pesta, lalu Erling Haaland menggandakan luka dengan sepasang gol.

Selama 90 menit, MU nyaris tak bernyawa. Aliran bola putus di tengah, serangan mandek, dan pertahanan rapuh diterobos dengan mudah.

Baca juga: Prediksi Skor PSV Eindhoven vs Union Saint-Gilloise di Liga Champions

Statistik memperlihatkan sisi kelam yang tak bisa ditutup rapat. Dari 31 laga Premier League sejak Amorim duduk di kursi panas Old Trafford, 16 berakhir dengan kekalahan.

Hanya delapan kemenangan yang dikumpulkan, dengan rata-rata satu poin per laga. Untuk klub sebesar Manchester United, catatan itu lebih mirip tim papan tengah yang terjebak dalam stagnasi.

Amorim “Si Keras Kepala”

Namun, alih-alih melakukan koreksi, Amorim justru menegaskan tak akan mengubah filosofi permainannya.

“Saya ingin bermain dengan cara saya,” ucapnya.

Kalimat yang terdengar gagah di permukaan, tapi di baliknya menyimpan bahaya besar. Ada kebutaan terhadap realitas Premier League.

Kritik pun datang dari berbagai arah. Micah Richards, eks bek Manchester City yang kini menjadi pandit BBC Sport, menilai sistem Amorim sama sekali tidak membantu para pemain MU.

“Semua pemain bertahan mengincar bola yang sama untuk gol kedua. Situasinya tiga lawan dua, dan Haaland tetap saja mencetak gol. Kurangnya komunikasi. Sistem ini sulit untuk dijalankan,” ujar Richards dikutip dari BBC Sports.

Baca juga: Jadwal Pekan Pembuka Liga Champions 2025-2026

Robbie Savage, mantan gelandang Wales yang juga menjadi pandit BBC, tak kalah pedas. Ia menegaskan formasi 3-4-3 tak pernah benar-benar berhasil di Old Trafford.

“Saya akan segera mengubah formasi, formasi ini tidak berhasil. Sebagai manajer, Anda harus membuat keputusan besar. Semua orang bisa melihat bahwa formasi ini tidak berhasil,” ucap Savage.

“Saya mengerti prinsipnya, saya mengerti metodologinya, saya mengerti semua itu. 3-4-3 tidak berhasil. Sudah lama tidak berhasil. Pemain nomor sembilan di tim ini tidak akan mencetak gol selama sistem ini berlanjut,” sambungnya.

Liga Inggris dan Formasi 3 Bek

Formasi tiga bek memang bukan barang haram di sepak bola Inggris. Antonio Conte pernah menggunakannya dan sukses membawa Chelsea menjuarai liga musim 2016/2017.

Namun, Conte punya pemain yang cocok, bek tangguh seperti César Azpilicueta, Gary Cahill, hingga David Luiz, ditopang sayap pekerja keras macam Victor Moses dan Marcos Alonso. Amorim tidak punya kemewahan itu di skuad MU hari ini.

Liga Inggris menuntut fleksibilitas. Ketika Pep Guardiola membangun dominasi, dia berani meninggalkan pakem lama demi menyesuaikan diri dengan karakter pemainnya.

Bahkan Erik ten Hag sebelum Amorim pun sempat mencoba eksperimen tiga bek di MU, tapi cepat sadar bahwa struktur timnya tak mendukung, lalu kembali ke sistem empat bek.

Masalah Amorim tampaknya tak hanya sebatas formasi, ada obsesi tertanam dalam dirinya. Dia memaksa kerangka yang sama kepada pemain yang tak memiliki profil ideal untuk menjalankannya.

Hasilnya mudah ditebak, ruang antar lini terbuka, gelandang terseret jauh, dan bek sayap tidak cukup disiplin untuk menutup celah.

Old Trafford sedang butuh sesuatu yang lebih sederhana bernama kestabilan. Fans menginginkan MU kembali ke jalur kemenangan, bukan eksperimen taktik yang terus menghasilkan luka. Liga Inggris adalah arena keras, bukan laboratorium.

Jika Amorim tetap membutakan diri, MU bisa tenggelam lebih dalam. Pada akhirnya, formasi hanyalah alat, bukan kitab suci.

Sudahlah Amorim, lupakan tiga bek itu, karena di Inggris, sepak bola menuntut akal sehat, bukan sekadar ego.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

liga inggris

Manchester United

Ruben Amorim



logo jurnalistika
Tentang KamiRedaksiKontak KamiTangerang SelatanAdvertorial

Langganan newsletter

Update berita langsung ke email Anda.

Copyright © 2025 Jurnalistika.id 💚 PT. Sahabat Jurnalistik Media. All rights reserved.