jurnalistika.id – Terkadang pertanyaan untuk menguji nasionalisme perlu diajukan pada saat acara HUT RI ke-80. Baik ketika seleksi perlombaan, maupun pada saat acara malam puncak yang biasanya mengadakan jurik malam ala Pramuka.
Seperti diketahui, perayaan HUT RI ke-80 tinggal beberapa hari lagi, atau tepatnya pada 17 Agustus 2025 mendatang. Nah, jika panitia ingin menguji nasionalisme, salah satunya lewat pertanyaan.
Pertanyaan menguji nasionalisme juga bisa diajukan ke panitia pelaksana. Tujuannya agar mereka lebih semangat dalam menjalankan tugasnya.
8 Pertanyaan Menguji Nasionalisme
Berikut beberapa pertanyaan mendasar yang layak diajukan untuk mengukur denyut nasionalisme Indonesia menjelang HUT RI ke-80.
1. Apakah Kita Masih Peduli pada Sesama Anak Bangsa?
Semangat gotong royong menjadi tulang punggung Indonesia merdeka. Namun kini, solidaritas sosial diuji oleh polarisasi politik, intoleransi, dan kesenjangan digital.
Baca juga: 10 Benda Bersejarah yang Bisa Kamu Temui Jelang HUT RI ke-80
Apakah kita masih merasa satu nasib dengan petani di pelosok, nelayan di pesisir, atau tenaga medis di pelosok Nusantara?
2. Sejauh Mana Kita Menghargai Perbedaan?
Bangsa ini dibangun di atas perbedaan. Dari Sabang hingga Merauke, ragam budaya, bahasa, dan agama menjadi kekayaan bersama.
Namun, munculnya ujaran kebencian, diskriminasi, dan identitas sempit menjadi tantangan besar. Masihkah kita menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
Baca juga: 20 Kata-kata Bijak Sederhana tapi Dalam tentang Indonesia Merdeka untuk HUT RI ke-80
3. Apakah Kita Tahu Sejarah Bangsa Ini?
Di era serbacepat dan algoritma media sosial, minat terhadap sejarah makin memudar. Padahal, mengenali sejarah perjuangan adalah langkah awal membentuk rasa memiliki terhadap bangsa.
Berapa banyak generasi muda yang mengenal tokoh-tokoh kemerdekaan selain Soekarno-Hatta?
4. Apakah Kita Bangga Menggunakan Produk Lokal?
Nasionalisme juga tercermin dari pilihan konsumsi. Kampanye “Bangga Buatan Indonesia” bukan sekadar slogan, melainkan ujian konsistensi.
Apakah kita memberi ruang bagi produk dalam negeri untuk tumbuh, atau justru terus bergantung pada barang-barang impor?
5. Seberapa Aktif Kita Menjaga Lingkungan Indonesia?
Cinta tanah air bukan hanya soal geografi. Ini juga soal menjaga tanah dan air secara harfiah. Dari krisis air di Gunung Kidul, hutan terbakar di Kalimantan, hingga sampah plastik di pesisir Bali, semua menantang rasa tanggung jawab kita sebagai warga negara.
6. Apakah Demokrasi Kita Masih Sehat?
Kemerdekaan 1945 membuka jalan bagi demokrasi. Namun 80 tahun kemudian, partisipasi publik kerap dibayangi disinformasi dan apatisme. Apakah kita masih percaya bahwa suara rakyat bisa mengubah arah bangsa?
7. Apakah Kita Menjunjung Etika dan Integritas dalam Bekerja?
Nasionalisme bukan hanya milik pejabat atau tokoh publik. Ia hadir dalam keseharian: saat guru mengajar dengan jujur, pegawai bekerja tanpa korupsi, dan jurnalis menulis tanpa rekayasa.
Apakah kita masih percaya bahwa kerja adalah bentuk pengabdian?
8. Apa Warisan yang Kita Siapkan untuk 100 Tahun Indonesia Merdeka?
Dua dekade menuju satu abad Indonesia merdeka. Tantangannya makin kompleks: perubahan iklim, revolusi teknologi, dan geopolitik global. Apa yang sedang kita siapkan untuk generasi mendatang agar mereka tetap merasa bangga menjadi Indonesia?
Baca juga: 17 Kalimat Harapan dari Warga untuk Indonesia di HUT RI ke-80
Menjadi bangsa merdeka adalah awal dari perjalanan panjang. Nasionalisme bukan perayaan sesaat, melainkan kesetiaan terus-menerus terhadap cita-cita kemerdekaan. Di usia ke-80 tahun, bangsa ini perlu jujur melihat ke dalam, menakar ulang kompas kebangsaannya.
Merdeka tak cukup hanya diucapkan, ia harus diwujudkan. Dan delapan pertanyaan ini hanyalah awal untuk menyelami kembali rasa mencintai Tanah Air.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.