jurnalistika.id – Quotes tentang kemerdekaan ala sastrawan Nusantara menjadi pilihan tepat untuk memperingati HUT RI ke-80 dengan nuansa yang lebih bermakna.
Kutipan dengan gaya sastrawan akan semangat perjuangan, kebebasan, dan cinta tanah air. Dalam konteks Hari Kemerdekaan, quotes kemerdekaan ala sastrawan tidak hanya memperkuat pesan nasionalisme, tetapi juga memperkenalkan kembali kekayaan pemikiran dan ekspresi sastra Indonesia yang masih relevan hingga kini.
Baca juga: 7 Ide Pertunjukan Pentas Seni 17 Agustus Cocok untuk Ramaikan HUT RI
Menggunakan kutipan sastra tentang kemerdekaan bisa menjadi inspirasi dalam membuat caption, pidato, atau status media sosial yang menggugah. Setiap kalimat yang mereka tinggalkan mengandung makna mendalam dan daya reflektif yang kuat.
Kumpulan Quotes Kemerdekaan Tokoh Sastra Nusantara
Berikut dua puluh quotes kemerdekaan dari tokoh sastra Nusantara yang bisa digunakan untuk mengisi momen peringatan 17 Agustus dengan kesan mendalam dan otentik.
- “Kemerdekaan adalah nyanyian sunyi para penyair yang ditulis dengan darah dan keyakinan.” – terinspirasi dari Chairil Anwar
- “Di setiap hela nafas rakyat yang tertindas, kata ‘merdeka’ menggema lebih lantang dari genderang perang.” – gaya Pramoedya Ananta Toer
- “Negeri ini bukan milik mereka yang berkuasa, tapi milik mereka yang terus berani bermimpi.” – gaya Sapardi Djoko Damono
- “Jika cinta tanah air tak lahir dari luka sejarah, maka ia hanya hiasan bibir semata.” – terinspirasi dari WS Rendra
- “Kemerdekaan bukan soal bebas bicara, tapi bebas takut.” – gaya Goenawan Mohamad
- “Merdeka adalah kata kerja, bukan kata benda.” – gaya Afrizal Malna
- “Tanah air ini tak butuh pengagum, tapi penjaga.” – gaya Taufiq Ismail
- “Di tanah yang pernah dijajah, puisi menjadi senjata yang paling tajam.” – gaya Sutardji Calzoum Bachri
- “Anak negeri jangan hanya merayakan kemerdekaan, tapi menghidupkannya.” – gaya Remy Sylado
- “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan kewajiban segala jiwa.” – gaya Iwan Simatupang
- “Di bawah langit merah putih, tak ada yang lebih penting dari menjaga nurani tetap tegak.” – gaya Linus Suryadi AG
- “Seorang penyair bisa mati, tapi kata ‘merdeka’ tak akan pernah dikubur.” – gaya Asrul Sani
- “Merah adalah keberanian untuk hidup jujur, putih adalah keikhlasan untuk mengabdi.” – gaya Ajip Rosidi
- “Bila tanah air hanya jadi objek cinta, ia akan cepat dilupakan. Tapi jika jadi jiwa, ia tak akan pernah mati.” – gaya HB Jassin
- “Rakyat adalah puisi yang tak pernah selesai ditulis, dan kemerdekaan adalah bait pembukanya.” – gaya Sutardji Calzoum Bachri
- “Kemerdekaan sejati bukan di kertas konstitusi, tapi di dada yang tak sudi tunduk pada ketidakadilan.” – gaya Pramoedya
- “Tinta para penyair adalah sisa air mata para pejuang.” – gaya Sapardi
- “Jangan biarkan negeri ini hanya hidup di lagu wajib dan teks proklamasi.” – gaya WS Rendra
- “Tanah air memanggil bukan dengan teriak, tapi dengan isak. Dengarkan.” – gaya Afrizal Malna
- “Jika merdeka cuma jadi upacara tahunan, maka kita masih dijajah oleh kelupaan.” – gaya Goenawan Mohamad
Itulah beberapa quotes tentang kemerdekaan gaya sastrawan Nusantara yang bisa dibuat referensi di acara kemerdekaan.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
