jurnalistika.id – Banyak orang mungkin tidak sadar ada perbedaan pemandangan Jakarta antara siang dan malam. Buat yang memerhatikannya tentu akan kagum melihatnya.
Saat siang hari, Jakarta memang penuh hiruk-pikuk, kendaraan saling berebut jalan, dan orang-orang berlomba mengejar waktu. Namun, begitu malam tiba, suasananya berubah total, gedung-gedung menjulang berubah jadi lautan cahaya, dan kota yang tadi terasa melelahkan jadi tampak menenangkan.
Inilah beberapa perbedaan Jakarta siang dan malam yang bikin banyak orang kagum sekaligus jatuh cinta pada dinamikanya.
1. Ritme Waktu yang Berlawanan
Siang hari di Jakarta adalah simbol kesibukan. Mulai pukul tujuh pagi, jalanan udah padat, orang-orang bergegas ke kantor, dan suara klakson jadi musik latar yang nggak pernah berhenti.
Baca juga: 7 Spot Kuliner Malam di Bekasi yang Selalu Ramai Pemburu Makan
Kemudian, kala malam datang, ritme itu berubah. Jalanan yang tadi macet perlahan lengang, lampu-lampu kendaraan berganti jadi gemerlap yang menenangkan. Rasanya seperti dua dunia yang sama sekali berbeda dalam satu kota.
2. Warna Langit dan Suasana yang Kontras
Langit Jakarta di siang hari sering dipenuhi panas dan cahaya putih yang menyilaukan, berbeda begitu malam turun, warna oranye keunguan di cakrawala berganti jadi langit gelap dengan cahaya kota yang berkilau.
Baca juga: 7 Bangunan Ikonik Jakarta yang Jadi Landmark Kota
Gedung-gedung tinggi seperti Sudirman dan Kuningan jadi tampak megah karena pantulan lampu kota. Dari rooftop kafe atau jembatan penyeberangan, kamu bisa lihat transisi itu, momen yang sederhana tapi memikat.
3. Suara yang Berubah Total
Siang hari penuh suara deru kendaraan, pedagang kaki lima, dan pengumuman di halte. Malam hari Jakarta terasa punya irama yang lain, lebih lembut dan lebih dalam.
Musik dari bar, deru motor yang melintas sesekali, dan percakapan santai di angkringan jadi pengganti kebisingan siang. Buat banyak orang, malam Jakarta terasa lebih jujur dan manusiawi.
4. Wajah Sosial yang Berbeda
Pada siang hari, kamu bakal lihat wajah formal Jakarta: orang-orang bersetelan rapi, sibuk dengan ponsel dan rapat. Setelah malam tiba, ada sisi nongkrong di kafe, ada yang makan di warung tenda, ada juga yang sekadar jalan kaki menikmati angin.
Baca juga: 5 Pasar Tradisional Jakarta yang Tetap Ramai hingga Kini
Dari pekerja kantoran sampai seniman jalanan, semuanya berbagi ruang dalam harmoni yang anehnya terasa alami.
5. Ruang Publik yang Berubah Fungsi
Trotoar dan taman di siang hari lebih banyak dipakai pejalan kaki atau pekerja kantoran yang buru-buru. Begitu malam tiba, tempat yang sama berubah jadi ruang sosial.
Kamu akan melihat orang-orang nongkrong, main skateboard, atau foto-foto dengan latar gedung bercahaya. Monas, Bundaran HI, sampai kawasan SCBD punya pesonanya masing-masing di jam berbeda.
Jakarta di siang hari menunjukkan ambisi dan kesibukan, sementara malamnya menampilkan keindahan dan kehangatan yang jarang terlihat di tengah hiruk-pikuk. Dua sisi ini membuat Jakarta begitu unik, ota yang bisa melelahkan, tapi juga menenangkan di saat bersamaan.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
