SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Jurnalistika

Taylor Swift Hidupkan Era Baru Lewat The Life of a Showgirl

  • Anastasya Virginia Aurora

    03 Okt 2025 | 14:41 WIB

    Bagikan:

image

Taylor Swift. (Instagram @taylorswift)

jurnalistika.id – Taylor Swift resmi menggebrak lagi dengan album ke-12 bertajuk The Life of a Showgirl, karya yang menegaskan bahwa bintang pop berusia 34 tahun itu belum kehabisan kejutan.

Album ini hadir hanya setahun setelah The Tortured Poets Department, tetapi justru tampil sebagai kebalikan total. Maksudnya, lebih ketat, lebih berwarna, dan penuh ledakan sonik yang berbeda dari sebelumnya.

Sejak dentuman drum pembuka dalam The Fate of Ophelia, Taylor Swift langsung menunjukkan keberanian artistiknya. Ia menyingkirkan formula lama bersama Jack Antonoff dan kembali merangkul Max Martin serta Shellback.

Alih-alih nostalgia semata, kolaborasi ini melahirkan soundscape segar yang membuat Swift seakan merancang ulang definisi dirinya sebagai musisi pop terbesar dunia.

Baca juga: Taylor Swift Jadi Musisi Perempuan Terkaya di Dunia, Kekayaannya Sentuh Rp250 Triliun

Lagu “Elizabeth Taylor” hadir dengan sindiran penuh percaya diri, “You’re only as hot as your last hit baby“, sementara “Actually Romantic” menyalakan tensi rock 90-an yang jarang ia perlihatkan sebelumnya.

Tak ketinggalan “Father Figure” yang memadukan nuansa Prince dengan orkestra Swedia, hingga “Wood” yang diselamatkan bagian horn-nya dari jebakan lirik nakal.

Swift sendiri mempertegas arah barunya. “Saya ingin bangga dengan album ini seperti halnya saya bangga dengan Tur Eras, dan untuk alasan yang sama,” katanya saat proses rekaman di Swedia bersama Martin.

Paduan dengan Speak Now

Kejutan lain datang lewat “Honey”, yang memadukan banjo ala Speak Now, ketukan hip-hop 1989, dan sentuhan Midnights.

Di balik permainan musikal itu, Swift tetap memelihara kecerdasan lirik khasnya. Ia menyamakan musuh dengan anjing chihuahua mainan, hingga ancaman sinis, “Kau akan tidur dengan ikan-ikan sebelum kau tahu kau tenggelam.”

Namun album ini bukan sekadar pesta sonik. Swift menyelipkan lapisan emosional, terutama pada “Eldest Daughter”.

Baca juga: Taylor Swift hingga Jennifer Lopez Asuransikan Bagian Tubuh, Nilainya Ratusan Miliar

Dengan jujur ia bernyanyi, “Aku telah dirundung oleh keunikan yang mematikan/Aku telah sekarat hanya karena berusaha terlihat keren”. Bait ini seperti sebuah pengakuan getir yang menandai sisi rapuh di balik persona megahnya.

Momentum klimaks muncul saat lagu penutup “Showgirl” menghadirkan Sabrina Carpenter. Penyanyi muda itu turut mengisi harmoni dan mengambil satu bait penuh, seakan Swift benar-benar menyerahkan obor ke generasi penerus.

Namun, meski memberi ruang, Swift memastikan dirinya tetap pusat semesta pop. “Kita akan bertemu lagi lain kali,” ucapnya menutup konser dan album ini.

Dengan The Life of a Showgirl, Taylor Swift membuktikan bahwa bahkan di puncak kejayaan, ia masih bisa menyalakan kembang api baru.

Album ini bukan sekadar rekaman musik, melainkan pernyataan: gadis panggung ini tidak pernah selesai, dan justru abadi.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

Sumber: rollingstone.com

album taylor swift

Taylor Swift

The Life of a Showgirl



logo jurnalistika
Tentang KamiRedaksiKontak KamiTangerang SelatanAdvertorial

Langganan newsletter

Update berita langsung ke email Anda.

Copyright © 2025 Jurnalistika.id 💚 PT. Sahabat Jurnalistik Media. All rights reserved.