jurnalistika.id – Jepang juga punya deretan film horor tidak kalah seram dari negara-negara Asia lainnya. Karya sinema Negeri Bunga Sakura ini punya keunikan tersendiri.
Alur cerita dan cara membaut penonton takut di film jepang bukan hanya menampilkan hantu yang meloncat tiba-tiba, film horor Jepang lebih sering membangun ketegangan perlahan.
Kadang dengan melodi gelap yang semakin lama semakin menghantui. Getarannya masuk ke telinga, meresap ke dalam kepala, lalu terus berputar meski layar sudah gelap.
Kalau kamu mengira film horor Indonesia, Thailand, atau bahkan Hollywood saja yang bisa bikin tidurmu terganggu, lima film horor Jepang ini siap membuktikan sebaliknya.
1. Ring (1998)

Lagu horor modern Jepang bisa dibilang dimulai dari Ring. Ide kerennya membuat sebuah kaset video yang membawa maut tujuh hari setelah ditonton.
Konsep tersebut memang terdenar sederhana, tapi dieksekusi dengan atmosfer yang menyesakkan. Hal itu membuat Ring menjadi salah satu film terseram dari negeri yang terkenal dengan anime-nya ini.
Baca juga: 7 Film Hot Italia untuk Ditonton 2025, Bertabur Adegan Berkeringat
Kisah Ring tentang seorang Reiko Asakawa, seorang jurnalis, dipaksa masuk ke dalam lingkaran teror ketika ia mencari tahu kematian keponakannya yang misterius.
Setiap detik investigasi terasa seperti dentingan piano minor, makin lama makin mencekam. Adegan Sadako merangkak keluar dari televisi sampai hari ini masih jadi riff ikonik dalam konser horor dunia.
2. Pulse (2001)

Kalau Ring menakutkan lewat benda fisik, Pulse memilih jalur digital yang dingin dan sunyi. Ceritanya tentang situs misterius di internet yang memperlihatkan orang-orang kesepian sebelum mereka lenyap tak berbekas.
Sepanjang film, seolah ada bassline rendah yang bergetar di dada penonton, gelap, berat, dan menekan. Nuansa kesepian di era digital terasa begitu nyata.
Perasaan tersebut membuat penontonn bertanya apakah layar komputer bisa jadi panggung antara dunia manusia dan roh? Pulse membuktikan horor tak selalu soal teriakan, bisa juga lewat keheningan yang mematikan.
3. Ju-on: The Grudge (2002)

Film horor Jepang tak kalah seram lainnya Ju-on: The Grudge. Ju-on adalah distorsi gitar yang menusuk telinga.
Kutukan rumah tua di Tokyo yang melahirkan arwah penuh dendam seperti Kayako dan Toshio jadi “melodi utama” yang tak pernah bisa dilupakan.
Baca juga: 5 Film tantang Revolusi Rakyat dan Perlawanan, Cocok Ditonton di Musim Demo
Suara serak Kayako saat merangkak di lantai terdengar seperti efek suara menyeramkan yang terus menghantui kepala. Atmosfernya dingin, intens, dan tanpa kompromi, tak heran Ju-on jadi salah satu komposisi horor Jepang yang berhasil menembus pasar global lewat adaptasi Hollywood, The Grudge.
4. One Missed Call (2003)

Pernah dengar dering ponsel yang membuatmu merinding? One Missed Call memanfaatkan bunyi sederhana itu menjadi nada kematian.
Bayangkan menerima pesan suara dari masa depan, berisi suara kematianmu sendiri, seperti mendengar rekaman lagu terakhir sebelum hidupmu berhenti.
Alurnya dibangun dengan ritme yang pas, tenang di awal, lalu perlahan menanjak penuh kejutan.
Meski lahir di era awal 2000-an, film ini tetap punya warna khas horor Jepang, menekan emosi, memicu detak jantung, dan bikin setiap bunyi dering ponsel malam-malam terasa seperti alarm kematian.
5. One Cut of The Dead (2017)
Tak semua horor harus disajikan dengan nada gelap. One Cut of The Dead datang dengan gaya berbeda, dimulai dengan “intro” yang tampak seperti film zombie kelas B, lalu tiba-tiba berubah menjadi sebuah simfoni chaos yang cerdas.
Kru film indie yang niatnya bikin film zombie murahan malah harus menghadapi zombie sungguhan, semua dibalut teknik one take yang menambah ketegangan sekaligus kelucuan.
Baca juga: Jepang Pecahkan Rekor, Internet 1 Petabit per Detik Bisa Unduh Semua Film Netflix
Rasanya seperti mendengarkan lagu rock yang diawali pelan, lalu tiba-tiba meledak jadi konser penuh kejutan. Segar, jenaka, tapi tetap punya roh horor yang menghantui.
Jepang seakan tahu bagaimana menyusun orkestra horor yang sempurna, ada nada misteri, dentingan kesepian, distorsi dendam, hingga irama kematian yang tak terduga.
Lima film di atas bukan hanya sekadar tontonan, tapi pengalaman, seperti konser gelap yang membuat bulu kudukmu merinding lama setelah tirai layar turun.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
